Usaha pembuatan makanan cepat saji dalam bentuk beku atau frozen food memiliki peluang yang sangat besar seiring gaya hidup masyarakat yang selalu mobile sehingga membutuhkan asupan makanan yang cepat saji, praktis, bervitamin dan higienis. Meskipun persaingan ketat, kunci utama memenangkan persaingan adalah selalu out of the box, kreatif dan inovatif. Inovasi yang diperlukan meliputi cita rasa, varian dan kemasan. Tren frozen food yang sekarang ini sangat digandrungi konsumen mengarah pada produk-produk yang mengutamakan healthy, natural (organik), praktis namun tetap lezat. Hal itu terwujud dengan tren frozen food tradisional yang semakin hari semakin digilai konsumen, terutama Indonesia.
Cara memilih bahan baku frozen food agar menghasilkan produk yang baik adalah menggunakan bahan baku yang segar, baik itu bahan daging maupun sayuran. Dari segi rasa, frozen food yang disenangi konsumen misalnya rasa keju, sayur-sayuran, pedas dan rasa yang mengandung daging ayam atau sapi.
Dalam menjalankan usaha ini, sebaiknya pelaku usaha memerhatikan produk apa yang harus dibuat, cara membuat, biayanya, harganya, target market dan pertimbangan yang menyangkut produk. Untuk membuat frozen food, yang harus dipertimbangkan secara garis besar adalah faktor kesehatan yang masih terkandung di dalam frozen food, sehingga masih aman dikonsumsi meski sudah berbulan-bulan dalan kondisi beku.
Produk frozen food yang baik dan sehat untuk dikonsumsi seharusnya sudah tak lagi memerlukan bahan pengawet, usahakan bahan tetap alami, tanpa menggunakan MSG (micin/vetsin), penguat rasa dan bahan kimia lain yang dapat mengganggu kesehatan.
Bila menggunakan metode pengawetan alami bisa melalui proses pembekuan menggunakan freezer atau kulkas rumah tangga yang dikemas dengan kemasan yang higienis, mudah dibuka dan ditutup kembali seperti toples plastik bila produk tak langsung habis diolah.
Dengan menggunakan metode pengawetan alami, selama dibekukan, produk disimpan dalam suhu minus 18 derajat celcius serta dapat mempertahankan rantai dingin (tidak pernah cair), maka frozen food dapat bertahan maksimum selama 6 bulan. Peralatan produksi atau penyimpanan yang dibutuhkan cukup sederhana, seperti mixer, pisau, oven, loyang cetak dan freezer atau kulkas rumah.
Agar frozen food dapat dipercayai konsumen, sebaiknya produk didaftarkan ke Depkes dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Namun ada satu hal lagi yang juga penting, yaitu daftarkan produk ke LPPOM MUI untuk menjamin kehalalan produk sehingga konsumen tidak ragu untuk membeli dan mengkonsumsi.
Pengemasan bisa menggunakan plastik food grade dan yang paling penting ramah lingkungan. Untuk dapat menarik konsumen, pengemasan bisa dilakukan dengan kemasan tepak plastik (PPS) dengan gambar dan desain yang menarik, berciri khas agar konsumen tak kesulitan memilih produk kita.
Jangan lupa juga untuk mencantumkan merk dan logo, selain itu juga rasa, bahan pembuatan, kandungan nutrisi, barcode agar mudah masuk supermarket, tanggal kadaluwarsa dan tak ketinggalan juga izin dari Depkes, BPOM dan label halal.
Kalau kamu suka dengan artikel " Frozen Food Tanpa Pengawet & Bercitarasa Tradisional Sedang Tren " di atas, kamu bisa membaginya dengan teman facebook, twitter ataupun teman online kamu yang lainnya. Caranya dengan menekan tombol di bawah ini.
Artikel Terkait Tentang Frozen Food Tanpa Pengawet & Bercitarasa Tradisional Sedang Tren :
Komentar Untuk Frozen Food Tanpa Pengawet & Bercitarasa Tradisional Sedang Tren
sumber : Kumpulan Ide Bisnis
Baca selengkapnya di --> Frozen Food Tanpa Pengawet & Bercitarasa Tradisional Sedang Tren
Share Artikel ini! »»
|
|
Tweet |
0 comments:
Post a Comment