Tentu Anda pun berpendapat yang sama mengenai suasana hati yang tidak tenang atau gelisah sangat berpengaruh pada proses belajar seseorang. Gelisah atau suasana hati yang tidak tenang membawa diri ke dalam situasi tegang dan emosional sehingga orang tersebut terlihat sangat tertekan. Orang yang sedang mengalami tekanan emosional ini, kadangkala sangat sulit untuk dikendalikan. Bahkan sampai pada taraf kritis yang membahayakan diri, yaitu munculnya kefrustasian. Tanda-tanda orang yang mengalami tekanan emosional atau frustasi pada umumnya suka panik, gelisah, suka melamun dengan pikiran kosong, wajah tegang, sensitif atau mudah marah, tak menghiraukan orang lain, menangisi diri sendiri dan cenderung menyakiti diri sendiri. Jika orang yang sedang mangalami suasana hati yang tidak tenang, kesusahan hati dan gelisah ini dikaitkan dengan situasi belajar, maka orang tersebut semakin larut dalam kelelahan mental. Hal ini dapat dilihat munculnya kelesuan dan rasa bosan sehingga orang tersebut kehilangan minat dan motiasi belajar sama sekali dan dorongan untuk tidak menghasilkan sesuatu. Belajar pun seperti melakukan hal yang sia-sia. Orang yang sedang dilanda suasana hati yang tidak tenang, gelisah karena tekanan masalah ini, ternyata memiliki kecenderungan mengabaikan kegiatan apa pun termasuk belajar. Dirinya tidak menyadari bahwa tindakannnya itu membuat dirinya semakin terperosok ke dalam situasi ketidakpastian dan merugikan diri sendiri. Ketidakpastian maksudnya adalah dirinya tak mampu menuntaskan atau menyelesaikan masalah yang menghimpitnya. Sementara, hal yang merugikan adalah dirinya tak mampu menguasai pelajaran atau tak mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Lantas, bagaimana cara mengatasi gangguan belajar ini?
Untuk dapat memiliki keterampilan mengatasi masalah ini, maka hal-hal yang perlu Anda perhatikan dan lakukan, antara lain:
1. Jangan suka memendam masalah
Untuk menghindari ekses negatif dari masalah yang Anda hadapi, maka jangan suka memendam masalah. Masalah itu bukan untuk ditangisi maupun dihindari karena masalah tidak akan pergi kalau tidak diselesaikan. Menunda masalah atau memendam masalah malah bisa membuat masalah baru. Sebab, memendam masalahibarat sedang menyimpan dan memelihara borok dalam hati. Borok itu lambat laun menggerogoti jiwa Anda, seperti perasaan gelisah, cemas, kesal, takut, benci, marah dan dendam. Dampaknya pun cukup signifikan dengan timbulnya gejala makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, pikiran kusut, malas, sekujur tubuh terasa sakit, mudah tersinggung, belajar tidak konsentrasi dan apa pun tidak dapat dikerjakan dengan baik. Di dalam benak pikiran Anda akanterus berkecamuk pada masalah letupan-letupan emosi yang menghambat dan irasional. Perlu Anda tahu, kemampuan seseorang menumpuk masalah itu sangat terbatas. Karena itu, jika letupan-letupan emosi tesebut sudah sampai pada masa kritis, maka Anda cenderung mengambil tindakan yang tidak diinginkan dan sangat merugikan diri Anda sendiri. Begitu juga, menumpuk masalah berdampak negatif terhadapkondisi fisik seseorang sehingga membuat orang tidak nyaman dan mudah jatuh sakit.
2. Berusaha untuk berpikir positif
Begitu juga untuk menghilangkan ekses negatif suatu masalah yang dihadapi, maka Anda harus menepis pikiran jelek yang muncul menyertai suatu masalah. Anda harus memompa semangat dan sikap optimis mampu mengatasi segala rintangan dengan mengedepankan daya nalar untuk menyusun strategi pemecahan masalah daripada mengikuti perasaan terpuruk dalam mengkaji setiap permasalahan yang Anda hadapi. Untuk itu, Anda harus mampu, antara lain:
a. Berhenti mengeluh dan bersikap reaktif
b. Jangan pernah menyerah pada perasaan
c. Bersikap terbuka
3. Percaya diri
Bangun pengertian Anda, bahwa setiap masalah bukan merupakan beban yang harus ditakuti. Anda tak boleh memandang rendah kemampuan diri Anda. Anda harus mampu menghargai diri Anda sendiri. Yakinkan diri Anda, bahwa hidup Anda masih berarti, banyak hal yang ,masih dapat Anda perbuat dan hidup Anda masih banyak dibutuhkan orang lain. Seburuk apa pun kondisi yang Anda hadapi, Anda masih punya kekuatan dan kemampuan untuk mengatasinya. Sebab, setiap masalah pasti punya cara penyelesaian atau jalan keluarnya. Oleh karena itu, Anda harus kreatif dan fleksibel dalam menyelesaikan masalah yang Anda hadapi. Tanamkan keyakinan Anda “mampu” menyelesaikan segala bentuk hambatan. Kembangkan kreativitas berpikir Anda dalam memecahkan suatu masalah. Ingat pepatah ”banyak jalan menuju Roma, banyak cara untuk menyelesaikan masalah… ” dalam menyelesaikan masalah, Anda jangan terpaku pada satu cara saja. Tidak bisa satu cara, cari cara lain, begitu seterusnya.
4. Menyusun strategi pemecahan masalah
Setelah Anda mampu mengambil keputusan dan kebijakan untuk mencari solusi atau pemecahan masalah yang Anda hadapi, maka untuk selanjutnya langkah-langkah tindakan pemecahan masalah yang dapat Anda lakukan, antara lain:
a. Pahami masalah Anda
b. Rumuskan kemungkinan kerugian terburuk yang Anda alami.
c. Terimalah dengan ikhlas, jika kemungkinan kerugian terburuk itu terjadi.
d. Merumuskan tindakan alternatif untuk mengatasi masalah.
e. Temukan alternatif tindakan yang terbaik.
f. Tentukan waktu pelaksanaan alternatif yang terbaik segera mungkin.
5. Strategi menghindari pertengkaran
Terlibat pertengkaran tentu membuat hati tidak tenang dan emosi yang meledak-ledak. Perasaan untuk mencelakai lawan begitu kental dalam hati. Padahal, pertengkaran atau perkelahian ini bukan perbuatan orang-orang intelek dan bukan perbuatan golongan orang baik-baik. Pertengkaran itu hanya merupakan perbuatan orang-orang bodoh saja. Pertengkaran atau perkelahian hanya menyebabkan timbulnya permusuhan, perasaan tak nyaman, perasaan terkucil dan dapat mengancam keselamatan jiwa sendiri, bukan?
Jika Anda menyadari pertengkaran bukan merupakan perbuatan yang baik, maka Anda perlu menghindarinya. Untuk menghindari perselisihan lebih mendalam dan menjamin keselamatan Anda, maka mutlak dibutuhkan strategi menghindari pertengkaran dan meredam kemarahan lawan. Untuk itu berapa hal yang dapat Anda lakukan, antara lain:
a. Anda harus bersikap tenang dan dewasa.
b. Berusaha membuat lawan mengungkapkan penyebab kemarahannya secara tuntas.
c. Jangan lawan kemarahan lawan, kecuali kalau benar-benar terpaksa demi keselamatan diri.
d. Jadikan musuh Anda tersebut menjadi sahabat.
Sementara itu dulu dari saya, semoga bermanfaat.
sumber : MENGATASI GANGGUAN BELAJAR
Baca selengkapnya di --> MENGATASI GANGGUAN BELAJAR
Share Artikel ini! »»
|
|
Tweet |
0 comments:
Post a Comment