Wednesday, 16 July 2014

piala duniaDalam sebulan ini, tentu topik yang paling sering dibicarakan oleh masyarakat di Indonesia selain Pemilu adalah Piala Dunia. Ya, ajang World Cup memang selalu bisa menyedot perhatian masyarakat, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara lain.

Seperti halnya mengadakan acara pesta atau konferensi, menyelenggarakan World Cup juga pasti butuh ongkos. Penasaran berapa besar uang yang dihabiskan Brasil tahun ini untuk mengadakan kompetisi sepak bola dunia bergengsi itu?

Banyak pihak mengatakan dan membandingkan, bahwa biaya penyelenggaraan World Cup 2014 adalah yang termahal dalam sejarah Piala Dunia. Menurut beberapa sumber, biayanya mencapai US$ 14 miliar atau setara dengan Rp 168 triliun rupiah!

Jelas saja, muncul berbagai demonstrasi dan protes, baik dari dalam dan luar negeri Brasil, atas tersedotnya uang rakyat demi kepentingan perhelatan ini. Tidak hanya karena biaya hidup yang tiba-tiba naik, tapi juga karena pajak ikut-ikutan naik dan membebani masyarakat kecil di 12 kota penyelenggara pertandingan. Hal ini juga diperparah dengan kondisi kesenjangan ekonomi di Brasil yang cukup tinggi.

Perbedaan kekayaan yang dimiliki antara penduduk miskin dan penduduk kaya biasanya diukur menggunakan ‘skala ketidaksetaraan’ yang membandingkan antara 10% orang yang paling kaya dengan 10% orang yang paling miskin di suatu negara.

Menurut Bank Dunia, skala ketidaksetaraan di Brasil mencapai 40,6. Ini artinya kesenjangan ekonomi di Brasil lebih tinggi daripada di Indonesia yang mendapat angka 34 dan Denmark yang mendapat angka 24. Belum lagi laporan dari PBB menyebutkan bahwa indeks pembangunan sumber daya manusia di negara penghasil kopi tersebut masih sangat rendah, yaitu di posisi 85.

Nah, kembali ke ongkos penyelenggaraan Piala Dunia, Rp 168 triliun adalah angka yang fantastis bagi perekonomian kita. Berdasarkan riset yang dilakukan Lamudi—situs properti terkemuka di Indonesia, angka tersebut hampir sama dengan penghasilan dari 10 bulan produksi minyak sawit di seluruh Pulau Sumatera.

Menurut biro statistik Indexmundi, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, dan berkontribusi sebesar 50% dari total produksi internasional. Luar biasa, bukan?

Besar biaya tersebut juga setara dengan biaya produksi batu bara per tahunnya di Indonesia. Tepatnya, sekitar 40% dari total produksi batu bara pada tahun 2013, yang mencapai 421 juta metrik ton. Ini bukan angka yang kecil, mengingat Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara penghasil batu bara di tingkat dunia.

Jika saja biaya World Cup 2014 digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan perangkat sosial di Indonesia, ada beberapa skenario menarik yang mungkin bisa dilakukan. Skenario pertama, Indonesia bisa membangun tujuh puluh jalan tol/bebas hambatan sekelas tol Cipularang.

Dua, bisa juga untuk membangun delapan sistem MRT (Mass Rapid Transit) di kota Jakarta untuk mengurai kemacetan. Sedangkan biaya yang dihabiskan oleh Brasil untuk membangun tiga belas stadion tempat diselenggarakannya pertandingan World Cup, dapat digunakan untuk membangun 205 stadion yang serupa dengan Gelora Bung Karno.

Fantastis, bukan? Berikut infografiknya.

lamudi-infographic-world-cup

 

 

 

 

 

 

 

 

 

lamudi-infographic-world-cup(Lamudi)

 



Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Wordpress | rfid blocking wallet sleeves


sumber : Wow, Piala Dunia 2014 Ajang Piala Dunia Paling Mahal Dalam Sejarah!

Baca selengkapnya di --> Wow, Piala Dunia 2014 Ajang Piala Dunia Paling Mahal Dalam Sejarah!



Share Artikel ini! »»

0 comments:

Post a Comment