Friday, 27 December 2013

Jika anda bermaksud membuat update besar-besaran pada website anda, tentu anda tidak akan memulainya dengan bekerja pada website asli anda yang sudah stabil dan berjalan. Sebab, resikonya cukup besar. Salah-salah bisa saja anda kehilangan data. Misalnya jika database anda mengalami corrupt setelah dilakukan update. Itulah kenapa penting sekali memiliki sebuah "website testing". Website testing adalah versi duplikat dari website anda. Pada website testing, anda bisa menguji update anda untuk memastikan apakah update tersebut aman untuk diaplikasikan pada  website asli anda. Berikut beberapa alternatif pembuatan website testing yang bisa anda terapkan:

1. Membuat Website Testing pada Subfolder

Alternatif website testing paling sederhana adalah dengan membuat subfolder pada website asli anda (contoh: www.jagoanhosting.com/test). Metode website testing ini tergolong paling cepat sebab semuanya dikerjakan di dalam satu server yang sama. Sehingga duplikasi file website dan database bisa berlangsung dengan cepat. Selain itu, tidak ada proses perubahan DNS pada metode ini. Jadi, anda tidak perlu menunggu waktu propagasi apapun. Kekurangannya, metode ini berpotensi besar menciptakan kebingungan. Sebab ada kemiripan pada URL untuk website testing dan aslinya. Sedikit kecerobohan, anda bisa saja meng-overwrite website asli anda. Untuk menerapkan metode ini, anda cukup mengkopi semua file dari website asli anda ke subfolder yang telah dibuat khusus untuk website testing.

website-tester-1

Anda juga harus membuat database baru, sebab tidak baik menjalankan dua website pada database yang sama. Keduanya bisa saling meng-overwrite database anda.

2. Membuat Website Testing pada Subdomain

Membuat sebuah subdomain (contoh: test.jagoanhosting.com) di dalam cPanel caranya gampang. Anda tinggal mengklik ikon Subdomains, lalu mengetikkan nama subdomain yang anda inginkan dan mengklik Create.

website-tester-2

Metode ini tampaknya lebih profesional daripada sekedar menggunakan subfolder. Sebab dari URLnya, user akan segera mengenali website yang mereka kunjungi merupakan website testing dari website asli anda. Namun tetap saja, sebuah subdomain hanya merupakan subfolder di domain anda. Anda tetap harus berhati-hati agar tidak meng-overwrite website asli anda ketika melakukan upload update anda melalui FTP.

3. Membuat Website Testing pada Addon Domain

Jika anda memiliki sebuah akun cPanel yang masih ada sisa addon domain di dalamnya, anda bisa saja memanfaatkannya untuk pembuatan website testing. Anda cukup mendaftarkan sebuah domain baru, kemudian melakukan setup addon domain melalui cPanel.

website-tester

Karena website testing menggunakan nama domain yang berbeda, maka sangat kecil resiko terjadinya kesalahan upload. Sayangnya anda akan membutuhkan tambahan biaya untuk membeli domain baru, dan tambahan waktu untuk menunggu propagasi penggantian DNS ketika anda melakukan setup addon domain.

4. Membuat Website Testing pada Server Baru

Satu lagi metode pembuatan website testing yang mungkin dilakukan adalah dengan menggunakan domain dan server yang benar-benar berbeda dan terpisah. Cara ini bisa saja dikategorikan sebagai paling mudah. Sebab anda tidak perlu bersusah payah melakukan setup seperti addon domain, subdomain, atau bahkan subfolder baru. Hasil jadinya pun bisa dikatakan lebih secure sebab perubahan apapun yang anda lakukan pada website testing benar-benar tidak akan mempengaruhi jalannya website asli anda. Namun metode ini terbilang lebih mahal. Karena selain membeli domain baru, anda juga harus membeli server baru untuk membuat website testing. Anda juga akan membutuhkan waktu dan kerja ekstra untuk melakukan download dan upload file-file website asli ke website testing anda. Sebab servernya yang berbeda, sehingga cara copy-paste file seperti pada ketiga metode di atas sangatlah tidak mungkin dilakukan.

5. Website Testing secara Offline pada Komputer Lokal

Metode terakhir adalah dengan melakukan instalasi webserver lokal pada komputer anda masing-masing. Anda bisa melakukannya dengan menginstal WAMP untuk Windows, atau MAMP untuk Mac. Keduanya menyediakan paket engine webserver lokal (Apache, PHP dan MySQL) yang dapat digunakan untuk menjalankan versi offline dari website testing anda. Keunggulan dari metode ini adalah versi offline dapat dijalankan dengan sangat cepat – bahkan terbilang instan. Sehingga metode ini sangat cocok untuk pengembangan theme/template dimana anda perlu melakukan reload website berulang-ulang untuk melihat hasil pengembangan anda. Meskipun WAMP & MAMP sangat mudah disetup, metode ini bisa jadi sangat mengintimidasi bagi seorang pemula. Sebab, user harus lebih dulu mengetahui bagaimana cara kerja webserver lokal untuk mulai memanfaatkan metode ini. Selain itu, karena sifat pengembangannya secara offline, maka kita tidak bisa meminta penilaian dari user lain yang berjauhan dari lokasi kita. Namun, jika anda bermaksud menguji update yang sangat beresiko bagi website anda, metode ini mungkin merupakan salah satu cara yang pas untuk dicoba.

Temukan metode yang paling nyaman untuk Anda. Maka ketika anda terbiasa untuk menggunakan metode tersebut secara terus-menerus, anda akan membuatnya jadi bagian tak terpisahkan bagi proses development website anda. Selamat melakukan update terhadap website anda. ;-)



Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | RFID | Amazon Affiliate


sumber : Media Bisnis Online Indonesia

Baca selengkapnya di --> 5 Alternatif Paling Aman Untuk Menguji Update Website



Share Artikel ini! »»

0 comments:

Post a Comment