Monday 29 September 2014

Bagi suatu perusahaan, memperoleh laba merupakan tujuan utama untuk kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Untuk memperoleh laba ada tiga faktor utama didalam perusahaan yang harus diperhatikan, yaitu jumlah barang yang harus diproduksi, biaya perunit untuk memproduksi dan harga jual perunit produk tersebut. Perusahaan perlu mengkalkulasikan biaya produksi sebagai dasar perhitungan harga pokok produksi. Dalam menentukan harga pokok produksi perusahaan dapat menggunakan dua metode yaitu full costing dan variabel costing.

Dengan menentukan harga pokok produksi  maka perusahaan dapat mengetahui biaya produksi yang akan dikeluarkan, dan perusahaan dalam menentukan harga jual dari suatu pesanan akan sesuai dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut. Dan laba yang diperoleh  perusahaan dapat optimal karena harga jual yang dibebankan kepada pemesan ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut.

1. Full Costing

Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum).

Penentuan Harga Pokok Produksi

1

Sumber: Mulyadi, Akuntansi Biaya, 2009, hal. 18

2.  Variabel Costing

suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Biaya variable adalah biaya yang berubah mengikuti banyaknya barang yang diproduksi. Dikenal juga dengan istilah : direct costing.

Penentuan Harga Pokok Produksi

2

Perbandingan Metode Full Costing dan Variable Costing

Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan mempunyai akibat pada:

  1. Perhitungan harga pokok produksi dan,
  2. Penyajian laporan laba-rugi.

Metode Full Costing

  1. Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.
  2. Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguh-ya terjadi.
  3. Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi).
  4. Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual.

Variable Costing

  1. Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
  2. Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.

Baca juga:

5 Tips Mengatur Keuangan dari Penghasilan dengan Mudah

Beberapa Kesalahan dalam Mengelola Keuangan yang Perlu Anda Hindari

Pengendalian Keuangan Melalui Buku Kas



Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Wordpress | rfid blocking wallet sleeves


sumber : Media Bisnis Online Indonesia

Baca selengkapnya di --> Metode Harga Pokok Produksi



Share Artikel ini! »»

0 comments:

Post a Comment