Editor's Note: Artikel ini ditulis oleh Amal Agung Chayadi, Market Intelligence Analyst Bukalapak.
Masih bahas soal content marketing; jika sebelumnya saya menunjukkan cara meningkatkan trafik web hingga 100% dalam waktu kurang dari tiga bulan yang melibatkan optimasi konten, media sosial dan SEO, selanjutnya di tulisan ini saya akan menerangkan mendetil soal optimasi konten.
Yang saya jelaskan di sini adalah hasil eksperimen dari pengalaman saya selema bekerja di sebuah media online anak SMA ternama di Indonesia.
Saya menggunakan optimasi konten karena yang saya lakukan adalah mengubah konten dari waktu ke waktu untuk menghasilkan nilai (value) maksimal. Indikatornya adalah jumlah kunjukan (web traffic), lama waktu kunjungan, bounce rate hingga jumlah halaman yang dibuka (page per visit).
Sehingga tanpa perlu mengerti teknis SEO bahkan kode HTML, siapapun dapat meningkatkan waktu kunjungan web dengan mudah dan instan.
Variable Konten
Konten adalah produk yang kita jual ke konsumen, bentuknya bisa berupa teks, gambar atau video. Namun saya akan menjelaskan optimasi konten dalam bentuk teks; bukan tidak mungkin pun menggunakan gambar dan video sebagai alatnya.
Kelebihan menulis teks (artikel) pada media online adalah pembaca dapat berinteraksi dengan konten, sehingga penulis dapat menyampaikan pesan lebih efisien. Misalnya, penulis web dapat menyertakan pranala (link) ke halaman lainnya.
Karena antara media online dan offline memiliki kelebihan tersendiri, hal tersebut menciptakan perilaku membaca yang berbeda-beda. Misalnya: pembaca media online cenderung menghabiskan waktu baca lebih sedikit dibanding saat membaca media offline.
pemahaman tentang perilaku pembaca tersebut yang menjadi dasar pemikiran kita dalam melakukan optimasi konten. Seperti yang telah kusebut sebelumnya, parameter kesuksesan yang kugunakan adalah lama waktu kunjungan (time per visit), bounce rate dan page per visit. Berikut adalah metode untuk meningkatkan waktu kunjungan tanpa SEO:
Membuat Judul Yang Provokatif
Judul artikel memang tidak berpengaruh langsung terhadap lama waktu baca tapi hal ini adalah faktor utama dalam mendatangkan para pembaca, sama halnya seperti meningkatkan kunjungan web pada email marketing.
Menurut data Medium, sebuah artikel yang paling banyak dibaca pada media online rata-rata memiiki 1.600 kata. Ada yang menyarankan untuk tidak menulis artikel terlalu panjang media online karena pembaca online lebih mudah bosan, tapi menurutku kita bisa saja menulis artikel super panjang dan tetap bisa mendapat banyak pembaca. Misalnya The Verge dengan artikelnya yang berjudul 'Fanboy'.
Dari kacamata SEO, semakin panjang sebuah artikel maka semakin bagus karena memiliki banyak kata kunci yang dapat ditemukan pembaca lewat mesin pencarian.
Menyelipkan pranala ke artikel terkait
Pada media offline, referensi data yang digunakan penulis disebut pada akhir artikel. Sedangkan pada media online, penulis dapat langsung menyertakan sumber data melalui pranala (link) di antara tulisan.
Hal tersebut pun dapat kita manfaatkan untuk memancing pembaca untuk terus membaca konten lain yang kita tawarkan. Hingga pada akhirnya waktu kunjungan tiap pembaca akan meningkat. Tinggal merancang bagaimana menempatkan pranala yang tepat dan cukup provokatif untuk diklik oleh pembaca.
Banyak orang melampirkan pranala dengan kata "di sini" atau "klik di sini"; itu kurang deskripsif. Yang saya lakukan adalah membuat kalimat deskriptif yang relevan dengan konten dan menjelaskan apa isi pranala tersebut.
Menulis call-to-action yang jelas
Dalam bidang pemasaran, call-to-action berarti tujuan akhir diharapkan. Misalnya, sebuah iklan produk di TV memiliki call-to-action agar penonton membeli produk tersebut.
Berbeda dengan media offline, penulis pada media online mesti punya call-to-actiondalam setiap artikelnya secara jelas. Kita tentukan saja call-to-action kalian adalah membuat pembaca membaca artikel selanjutnya, maka yang bisa dibuat adalah membuat pranala di dalam setiap artikel.
Umumnya penulis media online mengarahkan pembaca untuk berkomentar atau membagi konten ke media sosial seperti teknik growth hacking Medeka.com
Menempatkan gambar secara lebar
Jika dahulu di Indonesia menampilkan gambar besar pada web dinilai tidak efektif karena memperlambat load time web, tapi kini dengan semakin cepatnya koneksi internet hal tersebut semakin tidak relevan.
Menampilkan gambar besar (full-width) dan relevan dengan konten akan membuat pembaca lebih lama memproses konten. Tak heran website yang terkenal dengan kontennya seperti buzzfeed.com dan upworthy.com sering menampilkan gambar besar.
Grafik di atas menunjukkan waktu rata-rata kunjungan yang cenderung meningkat setelah menambahkan gambar pada konten yang saya buat. Bahkan tidak hanya waktu kunjungan, jumlah kunjungan yang datang pun cederung meningkat.
Bukan hal yang mengejutkan kalau jumlah kunjungan pun meningkat karena konten gambar menambah pembendaharaan kata kunci, hanya jika kita menaruh nama file, ALT dan TITLE gambar sesuai kata kunci yang dituju.
Menampilkan data lewat tabel/infografis
Masih terkait pada poin sebelumnya, infografis memang cenderung memperlambatload time web tapi efektif meningkatkan lama waktu kunjungan dan jika memang data yang ditampilkan sangat bermanfaat maka tipe konten ini efektif meningkatkan jumlahshare ke media sosial.
Menaruh video yang sangat menarik
Saya masih terus melakukan ekperimen di teknik video ini tapi secara logika mestinya ini cukup efektif meningkatkan waktu kunjungan web karena jika video yang ditawarkan menarik maka pembaca akan menontonnya.
Kita dapat mencari video yang relevan melalui Youtube, Vimeo, 9GAG.tv atau lainnya. Karena kita tidak mengeluarkan biaya untuk membuat video maka teknik ini sangat efisien.
Baca Juga:
Hal Penting yang Anda Perlu Tahu Tentang Strategi Content Marketing
Bagaimana 3 Perusahaan ini Menggunakan Strategi Content Marketing
sumber : Cara Meningkatkan Waktu Kunjungan Website Tanpa Perlu Mengerti SEO
Baca selengkapnya di --> Cara Meningkatkan Waktu Kunjungan Website Tanpa Perlu Mengerti SEO
Share Artikel ini! »»
|
|
Tweet |
0 comments:
Post a Comment