Memang benar Facebook secara rutin menyesuaikan news feed para penggunanya sering kali tanpa sepengetahuan mereka. Menurut raksasa jejaring sosial ini tindakan tersebut bertujuan untuk menciptakan produk yang menarik dan berguna.
Namun, akhir minggu lalu (27/6) sebuah jurnal penelitian berjudul “Experimental Evidence of Massive-scale Emotional Contagion Through Social Networks,” mengungkapkan bahwa Facebook telah melakukan percobaan diam-diam dengan memanipulasi news feed lebih dari setengah juta pengguna secara acak.
Manipulasi ini dilakukan dengan mengubah jumlah posting bernada positif dan negatif pada news feed pengguna untuk melihat bagaimana emosi bisa ditularkan lewat media sosial.
Penelitian Facebook yang bekerja sama dengan University of California dan Cornell University ini mengundang banyak kritikan karena dinilai ‘menyeramkan’ dan tidak etis. Seorang aktivis privasi Lauren Weinstein menilai tindakan raksasa jejaring sosial ini bisa membunuh pengguna yang benar-benar sedang depresi.
Brian Blau, analis teknologi di Gartner, menilai bahwa percobaan Facebook tersebut bukan perbuatan ilegal, namun mereka bertindak tidak etis terhadap para pengguna.
“Melakukan eksperimen psikologi pada orang-orang sudah melampaui batas,” ujarnya seperti dikutip The New York Times. Ya, terlebih dilakukan secara diam-diam dan menjadikan para penggunanya layaknya tikus percobaan.
Belum ada tanggapan secara langsung dari Facebook hingga kini. Namun, Adam D. I. Kramer, anggota Core Data Science Tim Facebook merespon tentang kritik untuk penelitiannya melalui sebuah posting di Facebook dengan meminta maaf.
Setelah kejadian ini sulit untuk memperkirakan kerusakan dan kerugian merek yang dialami Facebook secara pasti. Namun, kicauan-kicauan di Twitter mengindikasikan bahwa bagi beberapa pengguna Facebook, penelitian ini mengonfirmasi ketakutan terbesar mereka tentang bagaimana raksasa jejaring sosial ini menangani para penggunanya.
Terlepas dari itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mood memang bisa ditularkan lewat media sosial. Pengguna yang melihat lebih banyak posting bernada positif meresponnya dengan menulis lebih banyak posting bernada positif pula. Begitu pula sebaliknya, mereka yang membaca lebih banyak posting negatif meresponnya dengan menulis posting yang lebih negatif.
Jadi, ada baiknya bagi kita untuk jangan berlarut-larut membaca terlalu banyak postingan negatif di media sosial. Lebih baik sebarkan nuansa positif dengan berbagi hal-hal positif.
(Berbagai sumber)
sumber : Jadikan Pengguna Tikus Percobaan, Facebook Dikecam
Baca selengkapnya di --> Jadikan Pengguna Tikus Percobaan, Facebook Dikecam
Share Artikel ini! »»
|
|
Tweet |
0 comments:
Post a Comment