Ini adalah pertanyaan yang berusaha dijawab seputar Ramadhan 2014. Lebih dari 200 juta orang Indonesia menyimpulkan, bulan suci Ramadhan dan perayan Idul Fitri pada Senin, 28 Juli lalu, aCommerce pun merilis sebuah studi kasus tentang data e-commerce dari lima klien selama Ramadan di Indonesia.
Kami tertarik pada implikasi tentang bagaimana 88% dari penduduk Indonesia menghilangkan makanan dan minuman dari kehidupan sehari-hari mereka untuk alasan agama. Sebanyak 66.8 juta di antaranya sedang online dan nyatanya hal tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam e-commerce. Akankah konsumerisme menurun selama bulan suci ini atau hanya bergeser? Apakah jenis barang yang dibeli berubah? Apakah orang-orang menghabiskan uang lebih banyak atau malah berkurang?
Kami memiliki sampel dari lima klien yang beragam dalam ukuran dan kategori seperti kecantikan, pakaian Muslim, umum (department store), olahraga, dan fashion. Berbagai pengembangan e-commerce dari berbagai klien studi kasus ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang perilaku konsumen dan mungkin bukan merupakan indikasi dari seluruh pasar e-commerce Indonesia pada umumnya.
Analisis data periode dua minggu sebelum Ramadhan, 7-20 Juni, dan dua minggu selama bulan Ramadhan, 28 Juni-11 Juli, dan melihat titik-titik data sebagai berikut:
• Jam puncak belanja: Kapan masyarakat Indonesia belanja online?
• Kategori pembelanjaan terkuat: Apa yang mereka beli?
• Rata-rata ukuran keranjang: Berapa banyak yang dihabiskan?
Di bawah ini adalah ringkasan dari pelajaran kunci kami.
Traffic stayed constant, but shifted earlier
- Secara keseluruhan, traffic menunjukkan adanya peningkatan marginal sebanyak 3% dari pengunjung selama bulan Ramadhan. Namun, yang paling penting adalah ada perubahan besar ketika mereka berbelanja. Alih-alih pergi ke kantor pada pukul 9 pagi, orang Indonesia memulai hari mereka pada pukul 8 dan pulang sekitar pukul 5 sore.
- Namun, untuk klien yang ditargetkan atau klien yang sadar kampanye akan produk-produk seperti pakaian dan pakaian Muslim dan olahraga, kategori-kategori ini melihat adanya lonjakan traffic, masing-masing 29% dan 18%.
Indonesians eat, pray, shop shop shop
- Adanya peningkatan 152% pada pukul 4:00 dini hari di semua kategori, kecuali fashion. Alih-alih bangun, berdoa, makan, dan kemudian kembali ke tempat tidur, orang Indonesia semakin pandai menggunakan waktu untuk online.
- Ada pula peningkatan 400% pada pukul 4:00 dini hari dan peningkatan pesanan untuk kategori pakaian Muslim kami sebanyak 7x. Namun, keuntungan ini tidak hanya dilihat dari sisi agama saja. Ada peningkatan pula untuk produk olahraga, yakni sebesar 189%.
- Browsing di saat jam makan siang meningkat selama bulan Ramadhan dengan 12% lebih dari biasanya pada pukul 11. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam Indonesia banyak yang beralih ke e-commerce, bukannya pergi makan siang.
- Pukul 6 sore adalah waktu termurah untuk e-commerce. Namun, selama Ramadhan, menurun sebanyak 19%. Selama Ramadan, orang Indonesia meninggalkan pekerjaan sebelumnya dan berkumpul dengan teman-teman dan keluarga untuk beristirahat pada 18:30.
- Mayoritas pembelanjaan masih berlangsung antara pukul 11:00-14:00, tetapi jam belanja pada malam hari kian bergeser ke pagi hari.
Religious related retail rules
- Kategori pakaian Muslim juga mengalami kenaikkan selama bulan Ramadhan. Saat sedang menyantap makan malam, bersosialisasi dengan keluarga, dan banyak orang pulang ke rumah dari ibu kota menunjukkan kuatnya permintaan akan pakaian tradisional. Ada peningkatan 96% dalam transaksi pakaian Muslim dan 84% peningkatan pendapatan setelah Ramadan dimulai.
- Sepatu. Mayoritas penjualan di kategori Olahraga juga naik.
Provocative sells, but not during Ramadhan
- Kontras dengan fashion wanita modern, ada penurunan tajam dalam pesanan per hari yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara Muslim progresif sehingga pemasaran busana selama bulan Ramadhan perlu dilakukan dengan hati-hati. Kami melihat bahwa CTR untuk fashion bertema Ramadhan (tidak harus termasuk jilbab) tapi dengan lengan panjang dan paparan kulit sedikit menguat selama bulan ini. "Orang Indonesia merasa tidak nyaman untuk melihat kaki telanjang dan bikini selama bulan Ramadhan," kata Hadi Wenas, salah satu CEO Indonesia.
A tisket, a tasket, a big sporty basket
- Ramadhan tidak seperti Natal di mana pemberian hadiah adalah sebuah kebiasaan. Meskipun demikian, ukuran keranjang rata-rata mengindikasikan peningkatan yang signifikan. Orang-orang membeli dalam jumlah yang jauh lebih besar. Misalnya, kategori Olahraga, kami melihat ukuran keranjang meningkat sebesar 67%. Menurunnya pengeluaran dijelaskan oleh fakta bahwa sebelum Ramadhan, para pekerja Indonesia baru memiliki pendapatan setelah mereka menerima bonus.
- Ukuran keranjang rata-rata adalah sekitar 120.000 rupiah atau 10,3 USD.
4 Rekomendasi Strategis untuk E-Commerce Ramadhan
- Shift pemasaran pukul 03:00
Tingkatkan SEM, pemasaran online dan penawaran promosi antara pukul 03:00-06:00. Simpan uang dari pengeluaran pemasaran (online atau offline) selama prime time pada pukul 18.00-20.00. Jam utama nyatanya telah bergeser ke pagi hari karena keluarga makan bersama dan keluar di malam hari. Jangan lewatkan kesempatan untuk menangkap usia baru konsumen Indonesia. - Hapus gambar provokatif dari situs
Bukan berarti harus mengganti keseluruhan produk menjadi religiously targeted, tapi gunakanlah bulan ini untuk menampilkan model pakaian yang konservatif, berlengan panjang, tidak ada belahan dada, rok panjang, dan sebagainya. - Pikir kembali apa yang paling laris
Untuk kategori pakaian non-Muslim, pikirkan kembali apa yang paling laris yang bisa mencerminkan nilai-nilai dan budaya Indonesia. Apa yang dijual terbaik bulan lalu belum tentu akan dibutuhkan selama bulan Ramadhan. Kekuatan dari pakaian Muslim dan penjualan produk olahraga adalah patokan untuk menjadi sukses. Pertimbangkan produk dan pemasaran yang berfokus pada keluarga, masyarakat, dan waktu liburan mendatang. - Fitur item terjangkau
Situs yang tidak memiliki harga lebih rendah cenderung mengalami penurunan dalam konversi. Orang Indonesia adalah masyarakat yang sadar akan harga sepanjang tahun dan bahkan jika mereka bermain dengan lonjakan disposable income, berhemat merupakan faktor utama dalam perilaku konsumsi seperti yang kita lihat. Waspadai mencampur item dengan harga tinggi maupun harga rendah pada homepage.
Kesimpulan
E-commerce selama bulan Ramadhan memiliki potensi untuk menjadi eksplosif seperti yang terlihat dalam pergeseran perilaku orang Ind onesia yang berbelanja secara online. Pembeli potensial tidak tergantung sepenuhnya pada waktu strategis pemasaran dan kesadaran nilai-nilai tradisional yang diintegrasikan ke dalam pilihan produk dan kampanye.
sumber : Apakah Ramadhan Meningkatkan E-Commerce Indoesia?
Baca selengkapnya di --> Apakah Ramadhan Meningkatkan E-Commerce Indoesia?
Share Artikel ini! »»
|
|
Tweet |
0 comments:
Post a Comment