Friday, 15 August 2014

danny oei wirianto

Untuk menumbuhkan ekosistem startup dan bisnis online, pada acara yang pertama, Startup Grind Jakarta mengundang Hadi Wenas, Ex-Managing Director Zalora Indonesia dan CEO aCommerce untuk berbagi mengenai pengalamannya dalam membangun Zalora Indonesia - salah satu toko online fashion terbesar di Indonesia – yang semuanya sudah dibahas di startupbisnis. Tidak cukup hanya mengundang Hadi Wenas saja, kali ini Startup Grind kembali mengadakan acara keduanya dengan mengundang Danny Oei Wirianto, Ex-CMO Kaskus yang sekarang menjabat sebagai Co-Founder dan CEO Mindtalk, situs group blogging dimana berbagai komunitas dan individu yang memiliki hobi yang sama berkumpul secara online . Apa saja ilmu penting yang diajarkan olehnya terkait hal-hal yang dibutuhkan dalam membangun startup hingga bisa tumbuh besar, apa saja ilmu marketing yang bisa ia ajarkan kepada kita, serta kisah pengalamannya dalam membangun Kaskus dan Mindtalk? Semua terangkum dalam tulisan di bawah ini.

Berikut ini adalah gambaran berdasarkan pengalaman dari Danny dalam membangun startup sejak ia membangun perusahaan pertamanya, yaitu  Semut Api Colony yang meluncur pada tahun 2001:

Membangun startup itu sangat susah dan penuh perjuangan. Tahun pertama membangun startup itu sangat susah. Tahun kedua bahkan lebih susah lagi. Tahun ketiga saya hampir menyerah. Tahun keempat saya merasakan seakan-akan saya sudah terlambat untuk melakukan backup. Tahun kelima saya mulai frustasi, ini adalah kedua kalinya saya hampir menyerah. Namun di tahun keenam semuanya akan terlihat semakin mudah. Dan, pada tahun ketujuh startup anda akan naik seperti roket.

Pada dasarnya, setiap startup yang saya bangun selalu membutuhkan waktu sekitar lima tahun lamanya sebelum mereka bisa tumbuh besar. Jika bercermin dari apa yang terjadi pada Facebook, Twitter, dan Pinterest, mereka semua juga baru bisa tumbuh besar setelah berjalan 5-6 tahun lamanya. Hal semacam ini juga terjadi saat saya ikut serta membangun Kaskus bersama Andrew Darwis dan Ken hingga bisa menjadi besar dan menjadi situs dengan komunitas terbesar di Indonesia.

Perjalanan Membangun Kaskus

Mungkin beberapa diantara anda sedang bertanya-tanya bagaimana kisah Danny hingga ia bisa bekerja sama dengan Andrew dan Ken dalam membangun Kaskus dari yang awalnya dikenal sebagai situs porno menjadi situs bintang seperti saat ini? Danny menjelaskan, "saya melihat suatu potensi yang bersinar dalam diri Kaskus yang bisa membuat mereka besar, lalu saya menawarkan kerjasama dengan Andrew untuk membangun Kaskus dan mengubah image mereka di mata orang secara bersama-sama. Saya membeli 20 persen saham mereka seharga U$200.000 dengan uang dari kantong saya sendiri. Setelah 3,5 tahun menjalankan Kaskus, saya menjual 10 persen saham saya dan pergi untuk mendirikan startup saya yang lainnya, saat ini nilai perusahaan Kaskus hampir mencapai U$100 juta," jelasnya secara singkat.

Ketika pertama kali bergabung di Kaskus di tahun 2008, pendapatan Kaskus setiap tahunnya ada di kisaran U$40.000-U$50.000. Dengan dilengkapi oleh tiga orang kunci dengan kemampuan yang berbeda di masa-masa awal Kaskus, yang terdiri dari: Marketing Guy (Danny), IT Guy (Andrew), dan Business Guy (Ken), pertumbuhan Kaskus melesat tajam dan bisa menghasilkan puluhan miliar rupiah setiap tahunnya. Pertumbuhan yang pesat ini ternyata menggoda beberapa perusahaan raksasa teknologi seperti Yahoo dan Google yang mencoba untuk membeli Kaskus dengan tawaran uang yang gila, seperti Yahoo dengan tawaran sebesar U$30 juta dan Google dengan tawaran U$50 juta. Tapi akhirnya Kaskus memilih Global Digital Prima (GDP) Venture sebagai investor mereka karena Kaskus menilai GDP bisa membantu mereka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Selain itu Kaskus juga ingin menjadi perusahaan digital yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh orang asli Indonesia. "Kami ingin Kaskus menjadi perusahaan asli Indonesia," tegas Danny.

Selama membangun Kaskus, berbagai perhargaan telah diterima oleh Danny, salah satunya yaitu menjadi pemenang CMO Asia Award dan berbagai penghargaan ternama lainnya. Dan beberapa startup buatan anak Indonesia juga sudah ia beli, seperti Lintas.me, DailySocial, Infokost, dan Krazymarket (yang sayangnya sudah ditutup). Semuanya berada dalam bendera PT. Merah Cipta Media, suatu holding company yang dipimpin oleh Danny.

Ada banyak pelajaran yang ia terima selama berpetualang membangun startup. Terkait dengan penjualan 10 persen sahamnya di Kaskus, ia menjelaskan prinsipnya dalam berinvestasi pada suatu startup, yaitu:

Lebih baik saya memiliki 10% saham dari perusahaan bernilai $100 juta daripada memiliki 100% saham di perusahaan yang tidak ada harganya

Ini adalah prinsip yang selalu ia pegang dalam berinvestasi di suatu startup. Saat ini, di bawah payung MCM Group, Danny juga mendirikan suatu incubator yang bernama Merah Putih Incubator untuk membantu para founder merealisasikan ide mereka dengan bantuan dana di kisaran U$50.000-U$100.000 sebagai seed funding. Lalu, apa saja yang dilihat oleh Danny sebelum ia memutuskan untuk menanamkan modal pada suatu startup?

  1. Niche. Target pasar yang dituju haruslah niche.
  2. Menyelesaikan masalah. Produk yang diciptakan juga harus meyelesaikan masalah. Bangunlah produk yang bisa menjadi suatu tool yang bisa membantu dan berdampak bagi banyak orang. Meskipun begitu, Danny mengatakan bahwa anda tidak harus menciptakan the next big thing seperti Facebook, Snapchat, Instagram atau sesuatu yang baru lainnya karena pada dasarnya tidak ada sesuatu yang baru, hanya sesuatu yang lama dipoles dan diimprovisasi menjadi lebih bagus, berguna, dan bisa yang paling penting bisa diterima pasar.

Faktor Kesuksesan Pada Suatu Startup

Dalam membina startup-nya, Merah Putih Incubator sangat memperhatikan kehidupan startup tersebut. Fokus utama Merah Putih adalah memastikan startup mereka bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu sebelum mereka bisa meledak di pasaran. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa startup binaan mereka akan diberikan uang lebih besar dari yang dijanjikan sebelumnya. Danny mengakui bahwa ini adalah langkah yang bodoh dari suatu incubator tapi itulah yang mereka harus lakukan karena mereka sudah terlanjur meletakkan nama dalam direksi startup tersebut.

mindtalk ceo danny oei

Agar nyawa suatu startup bisa terus bertahan sebelum mencapai sukses di pasaran, Merah Putih juga membantu para founder yang bergabung karena kesuksesan suatu startup sangat bergantung dari kecerdasan sang founder. "Biasanya, founder itu hanya hebat dalam suatu hal," pungkas Danny. "Jadi, Merah Putih Incubator juga membantu para founder untuk menemukan partner yang tepat untuk melengkapi kemampuan mereka, sayangnya ini adalah tugas yang tidak mudah," lanjutnya.

Kesuksesan startup memang bergantung dari sang founder dan hal ini juga berlaku pada kegagalan. Berdasarkan pengalamannya, Danny berpesan:

Sebagian besar founder yang saya temui adalah orang yang arogan yang menganggap bahwa diri mereka adalah the next Mark Zuckerberg. Ini terjadi karena mereka menganggap diri mereka lah yang paling hebat. Memang, dalam membangun startup anda harus menjadi orang yang smartest, tapi jika anda menganggap diri anda smartest guy in the room, anda akan berakhir menjadi smartass. Ego adalah musuh terbesar dan sekaligus teman anda dalam membangun suatu perusahaan. Anda bisa berjuang keras menghadapi kesulitan dengan ego positif yang sangat besar, tapi anda juga bisa dibutakan karenanya. Jadi menemukan titik yang seimbang adalah tugas seorang founder. Anda harus bisa mengontrol emosi, ego, dan ambisi dengan baik demi keberlangsungan perusahaan anda

Seiring dengan lamanya waktu yang anda habiskan dalam menjalankan startup, anda akan berubah menjadi seorang asshole yang bekerja penuh semangat dan passion tapi juga sering menumpahkan kemarahan atas kesalahan yang dilakukan oleh karyawan. Itulah mengapa founder sering menjadi penyebab utama kegagalan startup karena mereka tidak sadar bahwa mereka telah menjadi monster. Lalu ia juga menjelaskan penyebab kegagalan lainnya, yaitu membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Ketika anda mulai membandingkan diri anda dengan keberhasilan orang lain, di situlah anda akan merasa frustasi dan akhirnya menyerah dalam membangun perusahaan anda sendiri. Lebih baik fokus pada apa yang anda bisa lakukan dan raih.

Asal Mula Mindtalk

mindtalk screenshot

Mindtalk didirikan oleh Danny Oei dan Robin Malawu, seorang anak pesantren yang bertemu dengan Danny untuk pertama kali pada tahun 2007. Pada saat itu, Danny kagum dengan kecerdasan Robin karena pemikirannya yang menunjukkan seorang  problem-solver. Ia membuat suatu algoritma pencarian seperti Google, membuat tablet buatannya sendiri, hingga membuat suatu platform group blogging yang akhirnya bisa menarik perhatian Danny yang nantinya akan menjadi Mindtalk. Tapi sayangnya platform ini masih berada dalam tahap ide saja.

Singkat cerita, mereka bertemu lagi di tahun 2010 dan Robin telah siap dengan rancangan platform group blogging dimana user bisa memposting suatu tulisan dengan bebas dan saling berinteraksi secara real-time dengan user  lainnya seperti Twitter. Kelebihan platform ini dalam segi teknis adalah teknologinya yang sangat canggih dan bisa menampung banyak traffic dengan resource yang tergolong rendah. Danny pun kagum dengan teknologi ini, lalu ia berbicara kepada Robin, "hey ini keren, bagaimana jika kita ajukan teknologi ini ke Kaskus sebagai teknologi backup jikalau Kaskus mengalami masalah karena tidak bisa menangani jutaan traffic yang masuk setiap harinya?" tanya Danny pada tahun 2011 ketika ia sudah keluar dari Kaskus. Tapi, Kaskus menolaknya dengan alasan mereka sudah memiliki dan percaya dengan teknologi sendiri. Dan akhirnya, atas penolalakan ini beridirilah Mindtalk pada tahun 2012.

Marketing Yang Cerdas Adalah Faktor Utama Kesuksesan Mindtalk

Pertumbuhan Mindtalk bisa dibilang sangatlah cepat. Jumlah user di Mindtalk tumbuh sebesar 300.000 user dalam setahun dan tumbuh 800.000 user setelah kehadiran Mindtalk di perangkat mobile. Lalu, apa rahasia Danny dalam meningkatkan traction Mindtalk hingga bisa tumbuh sedrastis ini?

Ia mengatakan, "saya selalu melakukan kerja sama yang saling menguntungkan dengan orang lain dan juga kami banyak melakukan PR, " ungkapnya. Ya, Danny banyak melakukan suatu kerjasama dengan perusahaan lain, mulai dari bank, majalah marketing dan bisnis, radio, hingga komunitas-komunitas. Dalam melakukan kerjasama, ia selalu membangun hubungan yang saling menguntungkan antara semua pihak yang terkait. Mungkin ini terdengar adil dan gampang dilakukan, tapi apakah masih gampang jika pihak yang anda ajak kerjasama itu berjumlah ribuan orang seperti apa yang dilakukan Danny? Mungkin tidak bagi sebagian besar orang.

marketing

Ya, Danny mengingat bahwa ia sering bekerja sama dengan komunitas seperti komunitas hijabers dan skateboarders. Bagaimanakan cara Danny mendekati komunitas ini? Ia menawarkan suatu kerja sama dengan komunitas itu dengan mengatakan, "maukah anda kami buatkan suatu group blog di Mindtalk agar komunitas anda bisa saling berinteraksi satu sama lain secara real-time?" Tanya Danny kepada komunitas tersebut. Dan bisa dipastikan bahwa komunitas tersebut akhirnya dengan senang hati menerima tawaran darinya, it's a win-win solution karena komunitas bisa saling berinteraksi secara online dan Mindtalk juga menerima keuntungan dalam jumlah traffic dan brand awareness.

Dalam mengadakan suatu hubungan kerjasama, Danny selalu berprinsip bahwa daripada menawarkan apa yang bisa diberikan orang lain kepada kita, lebih baik dahulukan kepentingan orang dengan cara menawarkan apa yang bisa kita berikan kepada orang lain. Itulah yang selalu dipraktekkan Danny dalam setiap kerjasama yang ia lakukan, termasuk ketika ia membangun hubungan kerjasama dengan para artis terkenal, seperti Daniel Mananta, Katon Bagaskara, Saykoji dan Giring Nidji saat ia masih bekerja di Kaskus.

Apa yang ia lakukan? Ia mengatakan kepada mereka, "hei apakah kalian mau menjadi terkenal di komunitas kami (Kaskus)? Jika iya, coba gunakan baju Kaskus ini dan biarkan saya memasukkan foto kalian ke Kaskus, bagaimana?" kata Danny sambil membayangkan kejadian aslinya pada waktu itu. Jelas, bagi sang artis tidak ada salahnya jika mereka memakai baju Kaskus dan membiarkan foto mereka masuk ke Kaskus, cara ini akan meningkatkan pamor mereka diantara jutaan penikmat Kaskus yang datang setiap harinya. Lalu, apa reaksi para Kaskusers? "OMG!! Saykoji, Katon, Daniel juga bermain Kaskus!!?"

Hebat bukan? Danny bisa mendapatkan promosi secara gratis dari para artis yang sebenarnya bayaran mereka mahal apabila ia salah dalam melakukan pendekatan. Jadi semua ini hanya bergantung dari cara anda mendekati sang artis.

Jika ia meminta para artis supaya mempromosikan Kaskus melalui pendekatan yang umum dilakukan orang, tentu pihak Kaskus harus membayar sang artis dalam jumlah yang besar (mencapai ratusan juta rupiah). Tapi, di sisi lain, Danny menawarkan suatu tawaran yang menggoda dan tidak bisa ditolak oleh artis, yaitu peluang untuk menjadi terkenal di kalangan Kaskusers yang jumlahnya mencapai jutaan orang. Tapi berdasarkan apa yang disampaikan Danny, kasus berbeda dialami oleh Kapanlagi.com dimana mereka harus meminta Luna Maya untuk tampil di situs Kapanlagi.com dengan bayaran hingga Rp500 juta. Di sini kita bisa melihat suatu perbedaan dari cara pendekatan yang bisa menimbulkan perbedaan biaya yang segitu besarnya.

Kasus marketing yang layak disebarluaskan lagi adalah ketika Mindtalk berhasil meningkatkan jumlah traffic hingga 3x lipat di saat-saat menjelang pemilu. Danny tahu bahwa tren tentang kepresidenan sedang menjadi buah bibir di kalangan anak muda menjelang pemilihan umum presiden Indonesia. Selain itu, ia juga tahu karakteristik dari setiap pendukung masing-masing calon presiden dan ia tahu bahwa pendukung Jokowi sangat aktif di sosial media dan juga sering men-share apapun yang terkait dengan Jokowi dengan tidak mempedulikan apakah itu berita bagus atau buruk.

Jadi peluang ini tidak disia-siakan olehnya. Danny lalu membuat suatu pergerakan atau movement dengan hashtag #TemanRakyat dengan artikel yang bersumber dari Mindtalk yang menceritakan kebaikan-kebaikan calon presiden Jokowi. Apa yang terjadi setelah gerakan ini berjalan? Traffic Mindtalk meledak 3x lipat. Dari kasus ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa perpaduan suatu tren yang lagi hot ,waktu yang tepat dan kejeliannya dalam menangkap peluang bisa menjadi suatu tool marketing yang murah dan bisa menjadi sangat berguna bagi perusahaan anda.

Dengan zaman yang sudah canggih seperti saat ini, anda bisa dengan mudah mencari tahu tren apa yang sedang hot dan lalu segera mengimplementasikannya pada waktu yang tepat. Padahal, Danny sempat mengakui bahwa saat ia ikut membangun Kaskus di tahun 2008, ia harus membaca Koran secara menyeluruh untuk mencari tahu tren yang sedang hot saat itu. Perjuangannya memang sangat besar dan itulah kenapa perusahaan yang dibangunnya juga bisa tumbuh dengan sangat besar pula. Semua ini terjadi karena marketing yang dilakukan. Sebagus apapun produk yang anda ciptakan, jika anda tidak bisa dan tidak tahu cara memasarkannya, produk tersebut akan terbuang percuma.

Tips: Bagi anda yang ingin mencoba apa yang dilakukan oleh Danny, anda perlu menyiapkan semuanya dengan sangat matang. Anda harus menunggu momen yang tepat untuk menyampaikannya ke pasar, jika tidak maka apa yang akan anda lakukan menjadi sia-sia dan tidak berguna. Berpikirlah sekreatif mungkin dan aktiflah mencari informasi dari berbagai media yang ada. Sebagai contoh jika anda sedang menjalankan bisnis yang berkaitan dengan industri travel saat masa-masa menjelang pemilu. Mungkin anda bisa memulai dengan membuat suatu artikel tentang tempat-tempat yang sering didatangi oleh Jokowi atau tempat dimana Jokowi kecil senang bermain. Ini adalah contoh yang sederhana dan cukup gampang dilakukan.

Bagaimana Mindtalk Menghasilkan Uang

uang

Danny mengakui bahwa ia telah menghabiskan uang sebesar Rp2 milyar setahun untuk membangun Mindtalk, tapi ia dengan cepat bisa mendapatkan uang itu kembali. Bagaimana ia melakukannya?

Seperti yang anda ketahui bahwa Mindtalk adalah sebuah platform yang berisikan berbagai konten dan juga komunitas. Untuk menghasilkan uang Danny mengajak suatu brand untuk bekerja sama dengan menawarkan peluang untuk membangun komunitas brand tersebut di Mindtalk. Yang menarik di sini adalah pendekatan yang Danny lakukan kepada brand, seperti percakapan di bawah ini:

Danny: Apakah anda punya komunitas online?

Brand: Ada, di Facebook.

Danny: Oke, kapan terakhir kali anda bukan Facebook?

Brand: Wah saya sudah lama tidak buka Facebook

Danny: Tepat sekali, banyak orang yang sudah me-like suatu Facebook Page dan bergabung dalam suatu komunitas tapi mereka tidak lagi peduli dengan komunitas tersebut. Mereka tidak terlibat dalam komunitas itu.

Brand: Benar juga ya, lalu bagaimana cara saya mengatasinya?

Danny: Saya memiliki platform tempat berkumpulnya komunitas secara online. Saya bisa berikan anda layanan content management dan community management. Jadi anda tidak perlu pusing mengurus konten dan komunitas karena semuanya bisa kami lakukan di Mindtalk. (Dalam kasus ini Mindtalk bertindak sebagai content provider dimana mereka menyediakan konten mengenai brand tersebut tanpa brand tersebut harus repot memikirkan konten untuk meng-engage para audience)

Kurang lebih begitulah cara Danny merayu brand agar mereka mau diajak kerjasama dengan biaya Rp 1milyar per tahun. Ini salah satu cara Mindtalk menghasilkan uang. Dalam kasus ini, Danny sadar bahwa banyak brand yang sudah memiliki Facebook Page tetapi tidak bergerak secara aktif karena mereka tidak mempunyai konten untuk dibagikan kepada para audience. Itulah kenapa Mindtalk bertindak sebagai content provider agar brand tersebut mau diajak bergabung dan Mindtalk menyediakan konten sebagai tool untuk meng-engage para audience. Ini semua ia lakukan berkali-kali.

Jadi apa yang sebenarnya Mindtalk jual kepada brand sehingga brand rela menggelontorkan uang sebesar Rp 1milyar per tahun untuk membangun komunitas online di Mindtalk? Jawabannya adalah data. Berbeda dengan Facebook Page dimana anda tidak bisa mendapatkan data analytic bahkan alamat email dari para user yang bergabung, di sisi lain Mindtalk menawarkan data yang akurat kepada klien mereka seperti perilaku user selama berseluncur di Mindtalk, alamat email mereka, halaman yang sering dikunjungi, channel yang mereka ikuti, hobi, film favorit, serta profil dari para user. Facebook tidak bisa melakukan semua ini. Jika anda sebagai pemilik brand ditawarkan dengan penawaran semacam ini, apakah anda akan menolak? Saya rasa tidak!

Catatan: Data yang diberikan bukanlah data mentah secara keseluruhan, melainkan data yang sudah dipoles sehingga mudah dipahami oleh brand.

Kenapa Klien Ikut Menentukan Kesuksesan Dari Marketing Suatu Perusahaan

Jika anda mencoba mencari klien untuk mendapatkan uang, Danny menyarankan agar anda mencari klien yang besar dan terkenal agar ke depannya anda bisa dengan mudah mendapatkan klien lainnya. Di masa awal Kaskus, ia mengajak Bank BCA untuk bekerja sama karena ia ingin menghilangkan kesan porno yang melekat dalam diri Kaskus. Kenapa ia memilih bank? Karena bank adalah perusahaan yang sangat bisa dipercaya. Jika bank percaya Kaskus, kenapa anda tidak?

Ia yakin bekerja sama dengan bank bisa menghilangkan kesan negatif tersebut karena bank adalah tempat yang dipercayai orang menabung. Secara tidak langsung, ketika orang melihat bank BCA bekerja sama dengan Kaskus, orang akan percaya bahwa Kaskus adalah website yang memiliki kredibilitas tinggi. Ketika bank BCA sudah menjadi kliennya, maka perjalanan untuk mencari klien lainnya akan semakin mudah.

Things I Regret

Money, Fame, and Power are dangerous things. If you're not careful, you'll end up badly.

Meskipun Danny termasuk sosok yang sukses membangun kerajaan bisnisnya di ranah teknologi, tetap ia adalah manusia biasa yang tidak pernah lepas dari suatu kesalahan, kesalahan yang ia sesalkan. Itu semua terjadi ketika ia, Ken, dan Andrew merasakan arti suatu kesuksesan dan kekayaan yang berlimpah ruah saat Kaskus menjadi perusahaan teknologi di Indonesia yang tergolong sukses besar di sekitar tahun 2010-2011 saat mereka mendapatkan tawaran dari Yahoo dan Google. Dan ini terjadi di saat usia mereka masih sangat muda, walaupun Danny sebenarnya adalah orang tertua diantara tiga orang ini, yaitu berusia 33 tahun.

Menurutnya hal ini biasa terjadi di kalangan founder yang sukses. Ego dan emosi mengambil alih otak mereka. Danny membayangkan pada waktu itu mereka seperti seorang anak muda yang kaya raya mengendarai mobil porsche semaunya sambil membawa wanita yang seksi mengelilingi kota. Sayangnya, pada waktu itu tidak ada satupun orang bijak dibelakang mereka yang bisa menasehati perilaku mereka yang termasuk berlebihan. "Saya menyesal karena saya adalah orang yang paling tua diantara kami bertiga tapi tidak bisa menghentikan ego yang berlebihan yang ada di benak kami," ungkapnya sambil mengenang pengalaman itu. Untungnya, kurang dari setahun mereka semua bisa berbenah diri dan fokus pada sesuatu yang seharusnya mereka lakukan pada waktu itu.

Pesan Perpisahan

startup grind jakarta

"Sebagus apapun produk yang anda ciptakan akan menjadi sampah jika tidak ada orang yang menggunakannya. Cara anda memasarkan produk adalah hal yang penting setelah membangun suatu produk. Saya sering melihat bahwa banyak founder yang sibuk menyempurnakan produk mereka tapi tidak sibuk dan tidak tahu cara memasarkannya. Itu adalah suatu kesalahan," jelas Danny. Banyak founder yang hanya memiliki keahlian dalam teknis saja tapi tidak ahli dalam memasarkan produk yang mereka ciptakan. Jika dalam startup anda tidak ada seorang marketer, segeralah cari setidaknya satu orang saja agar produk anda bisa didengar orang dan anda bisa meminta feedback langsung dari customer anda.

Supaya produk anda bisa dikenal orang, anda harus menyuarakan produk anda kepada khalayak ramai, menjelaskan kelebihan produk anda dan apa manfaat yang orang terima ketika mereka menggunakan produk tersebut. Untuk menyuarakan produk dan bahkan memperbaiki kekurangannya, anda perlu keluar dan bertanya langsung kepada customer, bukan duduk di meja, dan coding lalu berharap produk anda akan diterima di pasar. Itu bukanlah jalan menuju kesuksesan dalam membangun perusahaan.

Terakhir, Danny menjelaskan, "marketer adalah seorang fisherman dimana kerjaan mereka adalah memancing orang agar mereka mau menggunakan produk yang anda tawarkan, sedangkan orang teknis (Chef) adalah orang yang fokus membangun produk. Jika anda bisa menduplikasi fisherman dan chef, maka anda bisa memperkerjakan orang dan membangun suatu perusahaan yang besar."

 

Baca Juga:

Belajar Bisnis Online dari @Dwirianto Founder Mindtalk di Stage @Wrausahamandiri

Hadi Wenas, Ex-Managing Director Zalora Indonesia Membagikan Resep Rahasianya Dalam Membangun Ecommerce Toko Online

Perjalanan Andry Suhaili Membangun PriceArea Hingga Menjadi Situs Perbandingan Harga Terbesar di Indonesia

 

 



Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Wordpress | rfid blocking wallet sleeves


sumber : Danny Oei Menjelaskan Bagaimana Marketing Berdampak Besar Pada Pertumbuhan Kaskus dan Mindtalk

Baca selengkapnya di --> Danny Oei Menjelaskan Bagaimana Marketing Berdampak Besar Pada Pertumbuhan Kaskus dan Mindtalk



Share Artikel ini! »»

0 comments:

Post a Comment