Tuesday, 24 June 2014


Siapa tak kenal bakso kuah? Kuliner asli Indonesia yang berupa
bola-bola daging dipadu kuah hangat ini punya banyak penggemar di semula
lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Makanya,
penjual bakso ada di mana-mana, dari kelas grobakan keliling, gerai di
mal-mal, di pinggir jalan hingga skala resto.



Meski sudah menjamur, pemain baru masih saja bermunculan di usaha
kuliner ini. Dari hasil review terhadap kemitraan Bakso Kaget, Bakso
Benhil, dan Baso Batok Bang Toyib, terlihat permintaan gerai baru masih
terus ada.



Kunci sukses mengembangkan kemitraan bakso, adalah pada keunikan dan
kualitas rasa. Faktor promosi tentu juga ikut berperan. Berniat menjajal
kemitraan bakso? Coba simak hasil ulasan tiga kemitraan berikut ini.



Usaha kuliner bakso asal Bandung ini dirintis sejak 2008. Setahun
beroperasi, pemilik usaha Bakso Kaget mulai membuka tawaran kemitraan.
Ketika mengulas tawaran kemitraan ini pada Juli 2012, Bakso Kaget sudah
memiliki 200 gerai.



Setahun berselang, jumlah mitranya tumbuh pesat. Sekarang, ada total
500 gerai Bakso Kaget, yang tersebar mulai dari Aceh hingga Papua.



Direktur Bakso Kaget Group Johan Lim mengklaim, pertumbuhan jumlah
mitra didukung keunikan dan kualitas produk yang disajikannya.



Sesuai namanya, jika menikmati bakso yang disajikan di gerai Bakso
Kaget, Anda akan mendapat kejutan. Bentuknya? Ada delapan varian isi
yang ditawarkan, yaitu daging, jagung, udang, jamur, telur, dan keju.
“Pembeli tidak mengetahui isi bakso yang mereka makan. Di situlah letak
sensasi dan kejutan dari produk kami,” beber Johan.



Seiring besarnya permintaan gerai baru, Johan menambah pilihan paket
investasi bagi calon mitra. Sebelumnya, Bakso Kaget hanya menawarkan dua
paket kemitraan, dengan nilai investai Rp 25 juta dan Rp 75 juta.



Kini, ada tambahan paket kemitraan baru, yakni paket Motor Tiga Roda
senilai Rp 40 juta. Mitra yang meilih paket ini berhak mendapatkan
tenda, meja penyajian, neon boks, tiang dekorasi, kompor, bahan baku
awal, seragam, dan pelatihan karyawan. Sementara, paket mobile yang dulu
ditawarkan dengan biaya Rp 25 juta, sekarang meningkat menjadi Rp 30
juta.



Menurut Johan, mitra Bakso Kaget bisa meraih omzet berkisar Rp 30
juta hingga Rp 60 juta sebulan. “Kami targetkan satu gerai mampu menjual
80 porsi per hari,” ujarnya. Jika berjalan sesuai target, mitra
diperkirakan bisa balik modal dalam tujuh bulan.



Tak hanya paket investasi yang berubah, pihak pusat pun rajin
mengemas paket menu sesuai kebutuhan konsumen. Saat ini, Bakso Kaget
menyajikan enam paket bakso, yakni paket SD (setengah porsi), paket SMP,
paket SMA, paket S1, dan paket bakso urat. Semua menu dibanderol mulai
Rp 7.000 hingga Rp 16.000 per porsi.



Selain beragam varian isi bakso kaget, sekarang juga ada tambahan
berupa bakso bakar, baby bakso, dan big ball. “Kami akan terus menambah
varian bakso,” kata Johan.



Dengan varian bakso yang lebih beragam dan tambahan jenis paket
investasi, Johan berharap, Bakso Kaget bisa kembali menorehkan
kesuksesan di tahun ini. “Kami ingin jumlah mitra bisa bertambah dua
kali lipat alias mencapai 1.000 gerai,” imbuhnya.



Baso Batok Bang Toyib termasuk pendatang baru. Usaha ini baru
didirikan pada Januari tahun lalu di Bandung. Selanjutnya, tawaran
kemitraan dibuka sejak April 2012.



Baso Batok Bang Toyib mengandalkan keunikan bakso dari sisi penyajian
dan rasa kuah. “Kami tetap mempertahankan rasa kuah yang kaya rempah
dan wangi,” kata Muhammad Toip, pemilik Baso Batok Bang Toyib.





Penyajiannya pun terbilang unik, karena bakso disajikan di atas wadah
berbentuk batok kelapa. Tak seperti bakso pada umumnya yang menggunakan
sayur tauge atau sawi sebagai pelengkap, Toip lebih memilih memadukan
jamur tiram ke dalam baksonya.



Saat mengulas kemitraan ini pada April lalu, sudah ada tiga gerai
Baso Batok Bang Toyib yang seluruhnya berlokasi di Bandung. Rinciannya,
satu milik pusat dan dua milik mitra.



Meski tak sehebat Bakso Kaget, namun gerai Baso Batok Bang Toyib juga
bertambah. “Ada tambahan satu gerai baru di Malang,” ujar Toip.



Ia mengaku, pertumbuhan gerai tak signifikan, lantaran dia tidak
hanya mengembangkan satu bisnis, tapi juga dua kemitraan lainnya secara
bersamaan, yakni Pisang Padang Pasir dan Sate Ikan Crispy.



Namun, Toip masih optimistis, Baso Batok Bang Toyib masih akan
berkembang dan punya banyak peminat. Makanya, ia tetap membuka tiga
tawaran kemitraan.



Namun, harga paket sudah dikerek naik masing-masing sebesar Rp 1
juta. Jadi, kini, tiga paket investasi yang ditawarkan seharga Rp 9
juta, paket Rp 13 juta, dan paket Rp 16 juta.



Setiap paket akan memberikan kepada mitra booth dan sejumlah
peralatan masak, mangkuk batok kelapa, sendok, pasokan bahan baku dan
bumbu, hingga pelatihan karyawan. Perbedaan ketiga paket itu, terletak
pada desain booth dan jumlah peralatan yang didapatkan. Namun, Toip
tetap tidak memungut royalty fee dari mitra. Hanya, mitra wajib beli
bahan baku dari pusat.



Selain besaran investasi yang bertambah tinggi, harga jual kepada
konsumen pun naik. Awalnya, menu per porsi dibanderol Rp 6.000 hingga Rp
10.000. Tapi, sekarang naik menjadi Rp 8.000 hingga Rp 12.000 per
porsi.



Bakso Benhil didirikan pada dua tahun silam oleh Apeng Orinanti.
Tawaran kemitraan dibuka Maret 2012. Saat mengulas tawaran kemitraan ini
pada tahun lalu, Bakso Benhil samasekali belum memiliki mitra.



Setahun berselang, Bakso Benhil berhasil menggaet empat empat mitra
dan terus bertambah. Tentunya karena pihak pusat rajin mencari gerai
baru. Kini, Bakso Benhil telah memiliki 9 gerai, yaitu di Tebet,
Karawang, Depok, Sawangan, Tangerang, dan Serang. “Empat gerai milik
mitra, sisanya milik pusat,” ujar Apeng.



Sekarang, paket investasi Bakso Benhil sudah naik. Sebelumnya, paket
kemitraan Bakso Benhil dibanderol Rp 65 juta. Tahun ini, harga paket
kemitraan dikerek menjadi Rp 100 juta. “Saya tidak mau menurunkan
kualitas bakso,” bebernya.



Harga jual menu Bakso Benhil juga sudah naik. Maklum, kata Apeng,
harga daging sapi semakin mahal. Satu porsi Bakso Benhil dijual Rp
14.000 hingga Rp 20.000. Padahal, tahun lalu masih sekitar Rp 9.000
hingga Rp 20.000 per porsi.



Apeng mengklaim, pamor baksonya semakin bagus. Sekarang, Bakso Benhil
sudah masuk ke hotel-hotel bintang lima. “Kami banyak mendapat pesanan
catering untuk acara perusahaan dan hotel,” ujarnya. Ia menyebut
diantaranya Hotel Hyatt Regency Yogyakarta, PT Castrol Indonesia, Yahoo
Indonesia, Bank BRI dan Danamon.



Bakso Benhil mengusung nilai lebih sebagai bakso sehat yang tidak
menggunakan bahan pengawet dalam racikan daging sapinya. Supaya lebih
dikenal, Apeng rajin mempromosikan mereknya dengan beriklan di internet
dan menyebar brosur. Ia menegaskan, gencarnya pemasaran harus diimbangi
dengan menjaga kualitas rasa produk. (bn)




Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Wordpress | rfid blocking wallet sleeves


sumber : 3 Kemitraan Bisnis Bakso Yang Menjanjikan Untung Pedas

Baca selengkapnya di --> 3 Kemitraan Bisnis Bakso Yang Menjanjikan Untung Pedas



Share Artikel ini! »»

0 comments:

Post a Comment