Media sosial telah menjadi kanal utama bagi merek dan pemasar untuk berhubungan dengan konsumennya. Terbukti dengan adanya hampir 97% pemasar saat ini yang menggunakan media sosial untuk berhubungan dengan buyer berdasarkan laporan yang ditulis oleh Michael A Stelzner berjudul How Marketers Are Using Social Media to Grow Their Business.
Memang sudah banyak pemasar yang memanfaatkan media sosial, sayangnya sedikit yang bisa membuat konten media sosialnya menarik di mata audience. Nah, apa sajakah dosa pemasaran di media sosial yang kerap diperbuat?
Berbicara tentang brand. Sah-sah saja jika ingin show off tentang brand kita di media sosial. Tapi, kalau terus menerus membicarakan tentang brand saja, audience pun akan bosan. Media sosial berbeda dengan iklan TV. Salah satu alasan media sosial lebih efektif daripada iklan adalah karena banyak orang saling berinteraksi. Oleh karena itu, buatlah konten yang bisa memancing interaksi dengan audience. Buatlah konten yang menarik dan bikin audience mau mengklik.
Terlau banyak ‘bicara’. Kunci menuju konten media sosial yang menarik adalah dengan menampilkan konten visual. Audience lebih tertarik dengan konten visual daripada teks. Berdasarkan data dari Quicksprout, tweet dengan link gambar bisa meningkatkan rata-rata engagement 200% lebih tinggi daripada teks.
Membungkam konsumen. Konsumen masa kini dengan mudah bisa berbagi pengalaman tentang sebuah produk atau merek yang mereka gunakan kepada teman dan keluarga melalui media sosial. Tentu saja pengalaman tersebut tak selalu baik. Masalahnya, jangan sampai tidak merespon komplain mereka di media sosial apalagi sampai ‘membungkam’ mereka di Twitter. Tindakan tersebut berpotensi membuat image brand jelek di jagat media sosial.
Memperlakukan semua platform media sosial sama. Ada berbagai kanal media sosial tersedia, tapi mungkin tak semuanya cocok untuk bisnis kita. Cari tahu kanal mana yang paling tepat untuk menggapai konsumen dari bisnis kita. Selain itu, beda kanal, beda pula gaya konten yang disajikan karena format kanal itu sendiri dan audience-nya juga berbeda. Lakukan riset kecil-kecilan untuk mencari tahu mana kanal yang tepat.
Lupa menjadi manusia. Brand di media sosial kerap membombardir audience-nya dengan deals, promo, dan tagline ‘lowest price’. Tapi sering kali lupa bersikap layaknya manusia saat berhubungan dengan audience-nya. Lakukanlah interaksi yang manusiawi dengan khalayak. Contoh kecil, tak mengapa sesekali brand berbicara tentang film yang sedang nge-hits di bisokop atau buatlah jokes yang bisa mencairkan suasana.
Berasumsi tentang strategi media sosial. Jangan mengandalkan feeling saja untuk mengetahui kinerja media sosial. Sekarang brand dengan mudah bisa mengukur efektivitas media sosial. Gunakan data-data tersebut sebagai dasar menyusun strategi media sosial.
Apakah brand Anda melakukan keenam dosa tersebut?
(Mashable)
sumber : 6 Dosa Brand di Media Sosial
Baca selengkapnya di --> 6 Dosa Brand di Media Sosial
Share Artikel ini! »»
|
|
Tweet |
0 comments:
Post a Comment